Garut Perkuat Mitigasi: Kampung Siaga dan Lumbung Sosial Diperluas ke Wilayah Rawan Longsor

Table of Contents

GARUTPemerintah Kabupaten Garut dan instansi penanggulangan bencana kini mempercepat upaya mitigasi di kawasan rawan longsor melalui penambahan Kampung Siaga Bencana (KSB) dan pembangunan lumbung sosial. Langkah ini khususnya difokuskan di Kecamatan Bungbulang, yang selama ini dikenal memiliki kontur terjal dan riwayat longsor mematikan.

Menurut Sana Suntana, Ketua Forum Komunikasi Tagana Jawa Barat, Bungbulang telah menjadi titik prioritas karena tidak hanya rawan longsor, tetapi juga berfungsi sebagai daerah penyangga korban gempa jika bencana besar melanda pesisir selatan Jawa Barat. “Setiap kali terjadi gempa, Bungbulang bisa menjadi penghuni pengungsian dari daerah pesisir selatan,” ujarnya. 

Lumbung sosial yang dibangun di zona tersebut akan berfungsi sebagai cadangan logistik dan kebutuhan dasar warga saat wilayah terisolasi akibat longsor atau kerusakan jalan. “Jalan menuju Bungbulang bisa memerlukan waktu hingga dua setengah jam dari pusat layanan. Jika akses terputus, lumbung sosial itu bisa menjadi penyelamat,” tambah Sana.

Program Kampung Siaga tidak terbatas di Bungbulang. Kabupaten Garut sudah memiliki sembilan lokasi KSB, termasuk di Pameungpeuk, Desa Paas, Cibalong, dan Pasirwangi — wilayah yang diketahui rentan dengan gempa dan longsor.

Untuk memperluas cakupan, Tenaga Penanggulangan Bencana atau Tagana dari Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, hingga Sumedang dilibatkan dalam operasi mitigasi. Sebanyak 11 personel gabungan dikerahkan untuk mendampingi pelaksanaan di lapangan.

Melalui inisiatif tersebut, diharapkan masyarakat di kawasan rawan dapat lebih siap menghadapi bencana alam, mengurangi risiko korban, dan mempercepat respons saat bencana terjadi. Langkah preventif ini menjadi ujung tombak agar dampak bencana tidak berkepanjangan.

Posting Komentar