Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon Resmi Beroperasi, Sarana Masih Perlu Dibenahi

Table of Contents


 

Tahun ajaran baru di Sekolah Rakyat Kota Cirebon, Jawa Barat, resmi dimulai pada Senin, 14 Juli 2025. Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon menempati lahan bekas SMP Negeri 18 Kota Cirebon yang selama ini jarang digunakan karena minimnya pendaftar. Bangunan yang tidak terpakai tersebut kini dimanfaatkan sebagai bagian dari program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

Pada hari pertama, sebanyak 100 siswa menjalani rangkaian kegiatan awal. Tercatat 37 siswa putri dan 63 siswa putra lebih dulu mengikuti pemeriksaan kesehatan, mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, tekanan darah, hingga tes gula darah untuk tingkat SMP. Pemeriksaan ini dilakukan guna memastikan kondisi kesehatan siswa sebelum memulai kegiatan belajar dan tinggal di asrama.

Meski resmi dibuka, sejumlah fasilitas penunjang masih terlihat belum siap. Bangunan dapur umum yang seharusnya digunakan untuk memasak makanan bagi siswa masih kosong tanpa peralatan. Untuk sementara, kebutuhan makan siswa dipenuhi melalui makanan kotak yang disiapkan oleh Dinas Sosial Kota Cirebon.

Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi, yang hadir meninjau pelaksanaan hari pertama, menyampaikan bahwa kelengkapan sarana dan prasarana akan dibenahi secara bertahap. Menurutnya, program Sekolah Rakyat harus tetap berjalan sesuai instruksi pemerintah pusat meskipun ada sejumlah kekurangan. “Tahap awal pasti banyak kekurangan. Tapi instruksi dari pusat jalan dulu, sambil dilakukan perbaikan,” ujarnya.

Selain dapur umum, fasilitas asrama juga masih menjadi perhatian. Asrama putra dan putri yang lokasinya berdekatan serta jumlah kamar mandi yang terbatas dinilai belum ideal. Saat ini hanya tersedia tiga kamar mandi untuk putra dan tiga untuk putri, padahal jumlah siswa mencapai 100 orang. Meski begitu, fasilitas dasar seperti tempat tidur, lemari, dan peralatan mandi sudah disiapkan oleh Kementerian Sosial.

Agus menambahkan, Kota Cirebon menjadi salah satu dari 65 lokasi percontohan program Sekolah Rakyat di Indonesia. Setelah pemeriksaan kesehatan pada hari pertama, esoknya para siswa dijadwalkan mengikuti tes kebugaran untuk memantau kondisi fisik mereka secara menyeluruh.

Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon, Khaerunisa, menjelaskan bahwa sekolah ini terdiri dari dua kelas tingkat SD dan dua kelas tingkat SMP dengan total 13 tenaga pengajar, ditambah tenaga pendukung seperti pengajar PAI, staf tata usaha, bendahara, juru masak, serta cleaning service. Asrama khusus untuk guru juga telah disiapkan untuk menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.

Pada hari pertama, kegiatan siswa tidak hanya berfokus pada pemeriksaan kesehatan, tetapi juga diisi dengan kegiatan keagamaan, sosialisasi, dan perkenalan antar siswa. Dengan jumlah siswa 100 orang yang berasal dari latar belakang berbeda, kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun kebersamaan di lingkungan sekolah.

Posting Komentar